Pages

Subscribe:

Minggu, 27 April 2014

BAB 1-3 (tugas softskill)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah

                  Dengan perkembangan teknologi dan semakin meningkatnya spesialisasi dalam perusahaan, serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar. Perkembangan dunia usaha yang juga mulai terus berkembang akan menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk mencapai tingkat yang maksimal dalam berproduksi. Karena tujuan utama perusahaan adalah untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya yaitu dengan tersedianya modal. Struktur modal bukan hanya terbatas pada modal investasi seperti pada pembiayaan untuk tanah, bangunan, kebutuhan mesin atau peralatan tetapi juga kebutuhan modal kerja.
                  Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaannya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot  pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Dari modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Kemudian penghasilan yang diterima tesebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya.
                  Mengingat begitu pentingnya peran modal kerja didalam sebuah perusahaan perlu dilakukan analisis terhadap sumber dan penggunaan modal kerja agar tidak terjadi penyalahgunaan yang dapat merugikan perusahaan.
                  Dalam hal ini perubahan posisi modal kerja perlu mendapat perhatian dalam membuat analisis tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan, sumber-sumber dan penggunaan modal kerja pada akhir periode merupakan faktor-faktor penting dalam membuat penilaian terhadap kegiatan perusahaan yang telah lampau dan dalam mempertimbangkan kemungkinan yang dapat dicapai pada waktu yang akan datang. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulis menyusun penulisan ilmiah ini dengan mengambil judul “ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT.INDOMARET”. 

1.2     Rumusan Masalah

                  Berdasarkan judul dan latar belakang di atas maka rumusan masalah penulisan ilmiah ini adalah :
1.      Dari manakah sumber-sumber modal kerja yang diperoleh pada tahun 2000 s/d 2002?
2.      Digunakan untuk apa modal kerja pada tahun 2000 s/d 2002?
3.      Apa yang menyebabkan perubahan posisi modal kerja pada tahun 2000 s/d 2002 ?
  
1.3    Batasan Masalah

                  Ruang lingkup batasan masalah penulisan ini mencakup laporan sumber dan penggunaan modal kerja sesuai dengan  laporan atau data keuangan yang dipakai tahun 2000 s/d 2002.

1.4     Tujuan Penulisan

                 Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui sumber modal kerja pada PT. INDOMARET pada tahun 2000 s/d 2002.
2.      Untuk mengetahui besarnya modal kerja yang dikeluarkan atau digunakan oleh PT. INDOMARET pada tahun 2000 s/d 2002.
3.      Untuk menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada posisi modal kerja, pos-pos transaksi yang mempengaruhi dan dampaknya terhadap modal kerja tahun 2000 s/d 2002.
         
1.5     Metodelogi Penelitian

1. Objek Penelitian        
     Dalam penelitian ini penulis mengambil objek dari
     Perusahaan : PT.INDOMARET
2. Metode Pengumpulan Data
a.   Data Primer
Interview : dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak perusahaan yang berhubungan dengan keadaan laporan keuangan perusahaan tersebut.
Observasi : dengan mengadakan penelitian dan peninjauan terhadap suatu kegitan pada perusahaan
b.   Data Sekunder
Yaitu berupa pengumpulan data yang didapat secara tidak langsung dari perusahaan yang bersangkutan, seperti perpustakaan dan bursa efek.
3. Metode Analisis Data
Analisis data penulisan ilmiah ini menggunakan anilisis neraca yang diperbandingkan dalam dua periode, dan memilahnya menjadi sumber dan penggunaan modal kerja. 













BAB II

LANDASAN TEORI



2.1. Pengertian Modal Kerja
            Istilah modal kerja digunakan dalam arti yang berbeda-beda. Pendekatan yang praktis adalah dengan memperkenalkan penggunaan istilah yang ditemui pada laporan tahunan perusahaan, dimana modal kerja didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Jhon Fred Weston dan Thomas E.Copeland (1996 : 327) menjelaskan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi dengan kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
            Ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan menurut Munawir S (1995 : 114), yaitu:
1.        Konsep kuantitatif
Konsep ini Menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar.
Dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai para pemilik, hutang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar tidak mencerminkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang besar juga. Bahkan menurut konsep ini dengan adanya modal kerja yang besar tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.
2.        Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar dan menunjukkan pula tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan lainnya.
3.        Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam rangka  menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana yang dimiliki oleh perusahaan sepenuhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba, ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Misalnya bangunan, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.
            Ada 2 konsep utama modal kerja menurut James C. Van Horn dan John M. Wachowicz, Jr. (1997 : 214) yaitu :
1.      Modal Kerja Bersih
Yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini merupakan ukuran sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas.
2.   Modal Kerja Kotor
Yaitu Investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas, sekuritas, piutang, dan persediaan).

2.2. Jenis-jenis Modal Kerja
            Modal kerja merupakan kekayaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan perusahaan sehari-hari. Modal kerja ini akan selalu berputar sedangkan aktiva lancar yang umumnya akan menjadi uang kas dalam suatu periode akuntansi.
            Mengenai jenis-jenis modal kerja dapat dibedakan menjadi dua bentuk menurut W.B. Taylor (1995 : 61) yaitu:
1.  Modal Kerja Permanen
Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Modal Kerja Primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2.      Modal Kerja Normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2.  Modal Kerja Variabel
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan sesuai perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara:
1.      Modal Kerja Musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2.      Modal Kerja Siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan Karena fluktuasi konjungsi.
3.      Modal Kerja Darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan ekonomi mendadak).

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
            Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi suatu perusahaan. Menurut Munawir S (1995 : 117) untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah. Karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1.        Sifat atau tipe dari perusahaan
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk membayar pegawainya maupun untuk membiayai operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan saat itu juga, sedangkan piutang biasanya dapat ditagih dalam waktu yang relatif pendek. Sifat dari perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat.
      Sedangkan untuk perusahaan industri, keadaan sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari. 
2.      Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan barang tersebut
      Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Karena semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu pokok persatuan barang untuk mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan.
3.        Syarat pembelian bahan atau barang dagang
      Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan dibutuhkan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian yang menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan atau barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.
4.      Syarat penjualan
      Semakin lunak kredit yang digunakan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil adanya piutang yang tidak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada pembeli, karena dengan begitu pembeli akan tertarik untuk membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.
5.      Tingkat perputaran persediaan
      Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali. Semakin tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan pekerjaan secara teratur dan efisien. Selain itu semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan semakin memperkecil resiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.

2.4. Langkah-langkah Dalam Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja   
            Sebelum mengemukakan langkah-langkah dalam menganalisis sumber dan penggunaan modal kerja, akan dikemukakan terlebih dahulu yang termasuk kedalam sumber modal kerja dan juga penggunaan modal kerja.

2.4.1   Sumber Modal Kerja
            Munawir S (1995 : 119) menjelaskan pada dasarnya sumber modal kerja itu terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu:
a.       Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan, dan
b.      Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan diluar aktivitas yang biasa.
Sedangkan sumber-sumber modal kerja suatu perusahaan menurut Munawir S (1995 : 121) pada umumnya dapat berasal dari :
1)      Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah pendapatan yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi.
2)      Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek), dalam menganalisis sumber modal kerja yang berasal dari keuntungan penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan modal kerja yang berasal dari hasil usaha pokok perusahaan. Dari hasil penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi kas.
3)      Penjualan aktiva tidak lancar, perubahan aktiva tidak lancar menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja. Apabila hasil dari penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar ini tidak digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).
4)      Penjualan saham atau obligasi, Perusahaan dapat mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) disamping menimbulkan beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

2.4.2. Penggunaan Modal Kerja
            Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.
            Penggunaan yang mengakibatkan turunnya modal kerja menurut Munawir S (1995 : 125) adalah sebagai berikut :
1)      Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan.
2)      Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat-surat berharga atau efek, maupun kerugian insidentil lainnya.
3)      Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang.
4)      Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.
5)      Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang lainnya, serta penarikan atau pembelian kembali saham perusahaan yang beredar, atau adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi dengan berkurangnya aktiva lancar.
6)      Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya. Dengan kata lain adanya penurunan sektor modal yang diimbangi dengan berkurangnya aktiva lancar atau bertambahnya hutang lancar dalam jumlah yang sama.

Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva lancarnya itu sendiri, yaitu penggunaan modal kerja atau aktiva lancar yang hanya menyebabkan atau mengakibatkan berubahnya bentuk aktiva lancar (modal tidak berubah), misalnya :
- Pembelian efek secara tunai.
- Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai.
- Perubahan suatu bentuk piutang kebentuk piutang lainnya.

2.4.3. Langkah-langkah Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
            Laporan tentang perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen mengelola perputaran atau sirkulasi modalnya. Laporan ini akan dapat memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang mungkin timbul baik dari pihak manajemen, para pemegang saham, kreditur, maupun pihak-pihak lainnya.
            Adapun langkah-langkah dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja menurut Bambang Riyanto (1995:355) adalah sebagai berikut :
1)      Menyusun laporan perubahan modal kerja, laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur modal kerja antara dua titik waktu. Dengan laporan tersebut dapat diketahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja dan besarnya perubahan modal kerja.
2)      Mengelompokan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current accaounts antara dua titik waktu tersebut kedalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja.
3)      Mengelompokan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan kedalam golongan yang perubahannya mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja.
4)      Berdasarkan informasi diatas dapatlah disusun laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja.

                 








BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


3.1.   Sejarah singkat PT. INDOMARET

           
Jawa Tengah, Yogjakarta, Bali, Lampung, Medan, Palembang, dan Samarinda. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai. Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto "mudah dan hemat".Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari. Indomaret adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia. Indomaret merupakan salah satu anak perusahaan Grup Salim.Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan "Perusahaan Waralaba 2003" dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Hingga 2014 Indomaret mencapai 10.600 gerai. Dari total itu 2.444 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1.817 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Pada awal tahun 2011, Indomaret mengubah logo baru, yaitu logo Indomaret di dalam kotak berwarna merah, biru dan kuning dari atasnya.



3.2. Struktur Organisasi

            Organisasi adalah suatu wadah yang terdiri dari sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan, oleh karena itu pengorganisasian suatu perusahaan itu penting, dengan menempatkan orang-orang yang tepat dibidangnya demi mencapai tujuan perusahaan.
            Adapun bentuk dari pada struktur organisasi PT. INDOMARET, akan dijelaskan sebagai berikut :
1.      RUPS
a.   Membuat Anggaran Dasar
      b.   Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direktur
      c.   Menetapkan arah, sasaran, dan tujuan jangka panjang perusahaan.
2.      Board of Commisioner
a.   Menentukan garis besar kegiatan perseroan
b.   Memberikan petunjuk kerja pada direksi setelah mendapatkan   persetujuan  dari RUPS.
c.               Mengawasi kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
d.   Memberi nasehat-nasehat kepada pihak manajerial dibawahnya.
3.      Chief Executive Officer
a.         Menentukan dan menetapkan strategi, tujuan utama dan kebijaksanaan    pengembangan perusahaan.
b.         Menyiapkan rencana dan anggaran serta aliran kas keuangan perusahaan.
c.               Menetapkan permodalan anggaran dan aliran kas keuangan perusahaan.
d.   Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat yang berada di bawah pimpinannya.
e.         Memberikan bimbingan dan pengarahan umum, saran-saran dan perintah kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas masing-masing bawahan.
f.    Mengawasi jalannya perusahaan dan mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan akan perkembangan perusahaan.
g.   Mengkoordinasikan kegiatan unsur organisasi agar dapat berjalan lebih efisien dan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
h.   Menentukan pengambilan keputusan terakhir untuk intern perusahaan dan untuk mewakili nama perusahaan.
4.Corporate Secretary and Legal
Mengatasi masalah yang berkaitan dengan hukum seperti mengurus ijin bangunan Hero, mengadakan kerja sama dengan pihak kontraktor.
5.      Internal Auditor
Memeriksa system dan prosedur yang dilaksanakan serta keakuratan data-data yang dibuat oleh masing-masing divisi yang terkait dalam perusahaan.      
6.      Human Resources Director
Bertanggung jawab atas program-program kegiatan kepegawaian.
7.      Employment Manager
Bertanggung jawab mengurus kegiatan perekrutan, penempatan, penilaian prestasi kerja dan pemberhentian karyawan.
8.Training & Development Manager
Bertanggung jawab atas pelatihan dan pengembangan karyawan.
9.      Office Manager
a.               Logistik, mengatur perlengkapan dan prasarana operasional.
b.   Service, mengatur pengiriman barang dan keberadaan kendaraan operasional.
10.  Compensation & Human Resources Administration Manager.
Memberikan dispensasi khusus dan mengatur jadwal training.
11.  Employe & Industrial Manager
Bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan dan menangani praktek kerja lapangan karyawan.
12.  Finance Director
a.               Mengawasi pemasukan dan pengeluaran uang kas dan uang di bank.
b.         Menyetujui anggaran keuangan tiap bagian.
c.         Meminta laporan keuangan setiap bulan serta meneliti penyimpangan yang terjadi pada tiap anggaran keuangan tersebut.
d.   Bertindak sebagai penghubung kepada pihak ketiga, khususnya mengenai laporan pajak dan perbankan.
e.               Bertanggung jawab kepada direktur pengelola.
13.  Finance Manager
a.         Bertanggung jawab atas pengeluaran keuangan perusahaan yang menyangkut pada kebijaksanaan penggunaan dana atas segala kegiatan usaha.
b.         Merencanakan sumber-sumber keuangan.
c.               Mengatur pengalokasian dan penggunaan dana-dana.
d.   Bertanggung jawab untuk memberikan informasi keuangan dan hasil produksi.
14.  Accounting Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian laporan keuangan perusahaan.
15.  Payroll Manager
Bertanggung jawab atas pembayaran gaji karyawan.
16.  Regional Accounting Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan akuntansi untuk cabang-cabang diluar wilayah Jabotabek.
17.  Merchandising & Marketing Director
a.               Bertanggung jawab atas keseluruhan kegitan pemasaran produksi.
b.         Memperkenalkan Produk baru.
c.               Melaksanakan survei pasar atas produk.
d.   Merencanakan dan menyelenggarakan semua kegiatan pemasaran dan penjualan hasil produksi.
e.               Menyelenggarakan semua kegiatan penelitian dan pengembangan pemasaran.
18.  Fresh Food General Manager
Bertanggung jawab terhadap pengadaan barang dagang dalam bentuk makanan segar untuk supermarket.
19.  Grocery General Manager
Bertanggung jawab terhadap pengadaan barang dagang dalam bentuk grocery untuk supermarket.
20.  Marketing General Manager
Bertanggung jawab terhadap pengadaan program promosi dalam rangka peningkatan penjualan.
21.  Food Service General Manager
Bertanggung jawab dalam mengontrol kelayakan suatu barang yang akan dijual.
22.  Distributor & Logistik General Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan pendistribusian dan logistik perusahaan.
23.  Operation Director
a.               Merencanakan garis besar aktivitas perusahaan.
b.         Mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan yang telah ditentukan.
c.               Memutuskan pembukaan outlet baru pada Chief Executive Office.
24.  Regional Operation 1 Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional untuk supermarket Hero dalam wilayah Jabotabek.
25.  Regional Operation 2 Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional untuk supermarket Hero dalam wilayah Jabotabek.
26.  Regional Operation 3 Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional untuk supermarket Hero untuk wilayah Jawa dan luar Jawa.
27.  Area Manager Store
a.               Mengkoordinir semua bagian yang ada dalam semua outlet.
b.   Memeriksa laporan dari tiap-tiap bagian yang ada untuk disampaikan pada divisi operasional.
c.         Membuat keputusan mengenai keperluan-keperluan supermarket seperti dalam hal jumlah pegawai, penyesuaian harga, mengatur jadwal promosi, dll.
28.  Store Manager
Bertugas dan berwenang memimpin outlet dan mengkoordinir serta mengawasi pelaksanaan operasional dari semua divisi di supermarket tersebut.
29.  General Affairs Director
Bertanggung jawab atas hal-hal umum kegiatan perusahaan.
30.  Formalities Manager
Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang bersifat formal seperti kegiatan yang berhubungan dengan lembaga masyarakat.
31.  Extern Public Relation Coordinator
Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang bersifat eksternal, misalnya membina hubungan dengan media massa.
32.  Speciality Retail General Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan diversivikasi produk Hero dalam berbagai bentuk.
33.  Mitra Operation Manager
34.  Star Mart Manager
35.  Guardian Manager
36.  Speciality Brand Manager
Bertnggung jawab atas kegiatan operasional toko Speciality Brand.
37.  Information Technology General Manager
Bertanggung jawab atas kebutuhan teknologi IT pada perusahaan, mengembangkan dan menerima laporan perkembangan teknologi IT dari IT development.
38.  IT Development Manager
Mengembangkan teknologi IT serta melakukan prototyping.
39.  IT POS & Support Manager
a.         Mengatasi kerusakan maupun kekeliruan yang terjadi pada system komputer.
b.   Bertanggung jawab atas pentransferan data dari pusat ke cabang atau dari cabamg ke pusat.
40.  Property & Project General Manager
Mengadakan sarana dan prasarana bagi pendirian cabang baru.
41.  Site Development Manager
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, penentuan, lokasi tanah dan bangunan cabang yang baru.
42.  Planning & Design manager
Bertanggung jawab atas perencanaan dan tata design ruangan.
43.  Repair Maintenanche Manager
Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan dan perbaikan bangunan perusahaan seperti : peralatan listrik, air, dan peralatan perusahaan lainnya.
44.  Proccurenment Manager
Bertanggung jawab mengatur dan mengkoordinir pengadaan barang-barang untuk melaksanakan kegiatan operasional cabang perusahaan yang baru.
45.  Property & Operation manager
Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pembangunan cabang yang baru.
46.  Lease Marketing manager
Membina hubungan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka memanfaatkan kapasitas lebih dari ruangan.
47.  Loss Prevention Manager
Bertanggung jawab menyelidiki masalah yang menimbulkan kerugian serta mencari tindakan lanjutnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar